Selasa, 19 November 2013

LOBYING DAN NETWORKING



Memahami Lobby dan Negosiasi dalam Berorganisasi

Pengantar
Lobby atau diplomasi (dalam istilah politik) merupakan salah satu cara dalam menyelesaikan sebuah konflik. Konflik yang dimaksud disini adalah konflik dalam batasan yang luas, yaitu adanya dua hal atau lebih, baik sipatnya personal maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling berlawanan/ tidak sepaham.
Dalam dunia politik istilah “pelobian” adalah merupakan usaha individu atau kelompok dalam kerangka berpartisipasi politik, untuk menghubungi para pemimpin politik atau pejabat pemerintah dengan tujuan mempengaruhi keputusan pada suatu masalah yang dapat menguntungkan sekelompok orang.
Istilah lobbying atau “Lobi” dalam bahasa Indonesia sering dikaitkan dengan kegiatan politik dan bisnis. Perkembangan dewasa ini Lobi/melobi tampaknya tidak terbatas pada kegiatan tersebut, namun mulai dirasakan oleh manajer organisasi untuk menunjang kegiatan manajerialnya.
Kata “Melobi” terdapat dalam kamus bahasa Indonesia dengan pengertian: melakukan pendekatan secara tidak resmi/ informal. Menilik asal kata lobi yang berarti teras atau ruang depan/ruang tunggu yang terdapat di hotel-hotel, tempat dimana para tamu duduk-duduk dan bertemu dengan santai. Kemungkinan kata lobi melatar belakangi perkembangan istilah “melobi” yang terjadi karena kebiasaan para anggota parlemen di Inggris yang biasa berkumpul di lobi ruang sidang dan memanfaatkan pertemuan di ruang tersebut untuk melakukan berbagai pendekatan, diantara persidangan.

Pengertian Lobby :
Menurut Anwar (1997) definisi yang lebih luas adalah suatu upaya informal dan persuasif yang dilakukan oleh satu pihak (perorangan, kelompok, Swasta, pemerintah) yang memiliki kepentingan tertentu untuk menarik dukungan dari pihak pihak yang dianggap memiliki pengaruh atau wewenang, sehingga target yang diinginkan dapat tercapai.
Menurut Pramono (1997) lobi merupakan suatu pressure group yang mempraktekkan kiat-kiat untuk mempengaruhi orang-orang dan berupaya mendapatkan relasi yang bermanfaat.
Maschab (1997) lebih menekankan bahwa lobbying adalah segala bentuk upaya yang dilakukan oleh suatu pihak untuk menarik atau memperoleh dukungan pihak lain.
Dengan demikian ada upaya dari pihak yang berkepentingan untuk aktif melakukan pendekatan kepada pihak lain agar bisa memahami pandangan atau keinginanmya dan kemudian menerima dan mendukung apa yang diharapkan oleh pelaku lobbying.

Apa yang dimaksud dengan teknik lobby?
1.      Cara atau teknik lobby ada berbagai macam tergantung pada target yang ingin dicapai. Ada lobby dengan target menang, sehingga bisa jadi bohong atau bahkan licik, lobby dengan target win-win solution. Atau bisa juga dengan target agar tidak terlalu “memalukan” ketika akhirnya kalah.
2.      Masing-masing cara/gaya melobby tergantung pada kondisi obyektif di lapangan serta tergantung pada pihak lain yang kita lobby.

Mengapa harus dilakukan lobby?
Lobby sangat penting dalam kehidupan berorganisasi artinya dapat kita gunakan untuk mengukur tingkat kekuatan internal kita, citra yang ditangkap publik serta kredibilitas, dan akuntabilitas di hadapan pihak lain. Lobby juga diperlukan untuk “memuluskan” berbagai proses yang sedang dilakukan.

Bagaimana cara melakukan lobby?
Lobby dilakukan bisa dengan berbagai cara, tergantung pada siapa dan dalam waktu seperti apa. Lobby bisa di mulai dengan “teknik mengambil hati” sampai dengan “teknik menutup urat nadi” orang lain/ organisasi lain.

Apa keuntungan lobby?
Keuntungan lobby adalah mempercepat proses birokrasi, memperpendek waktu penyelesaian masalah serta mengurangi resiko kerugian yang akan di terima.

Mengapa kita butuh melakukan lobby?
Hal ini penting untuk memperluas pencapaian target dan tujuan kita dalam organisasi yang hendak dicapai, semakin bagus lobby yang kita lakukan, maka semakin cepat target dan tujuan bisa di raih.

Bagaimana Lobby bisa dilakukan ?
Lobby bisa kita lakukan kalau “lawan” kita kira-kira seimbang atau lebih kuat. Kalau seimbang bisa jadi sama-sama akan rugi (hancur) dan ini jelas tidak dikehendaki oleh kedua belah pihak. Sedangkan jika lawan lebih kuat maka yang di cari adalah bagaimana agar kita bisa mengurangi kekalahan atau mencari titik temu sehingga tidak jadi konflik yang berkepanjangan.

Apa yang Harus Kita Perhitungkan Saat Melobby?
Yang harus diperhitungkan oleh seorang pelobby yang baik adalah :
1)      Pelobby harus menetapkan tujuan/ target berdasarkan kekuatan yang sungguhnya;
2)      Pelobby harus dapat menilai tujuan/target berdasarkan kekuatan “lawan” dengan cermat;
3)      Pelobby harus menetapkan seberapa jauh tujuan yang berbeda itu bisa di cari titik komprominya ;
4)      Pelobby harus menggunakan sarana yang tepat untuk mencapai tujuan.

Persiapan Sebelum Melakukan Lobby :
v  Pihak pelobby harus menyiapkan orang yang punya visi part of solution, bukan orang yang jadi part of problem.
v  Pihak pelobby harus punya tujuan yang jelas, akurat dan ditopang dengan kekuatan yang memadai.
v  Pihak pelobby harus memperhitungkan kondisi obyektif dan sudut pandang lawan.
v  Pihak pelobby harus bersedia berkompromi dengan berbagai tingkatan target yang akan di raih.

Karakteristik Lobby
a)      Bersifat tidak resmi/ Informal dapat dilakukan diluar forum atau perundingan yang secara resmi disepakati.
b)      Bentuk dapat beragam dapat berupa obrolan yang dimulai dengan tegur sapa, atau dengan surat, e-mail, FB, Twiter, Bloger, BBM dll.
c)      Waktu dan tempat dapat kapan dan dimana saja sebatas dalam kondisi wajar atau suasana memungkinkan. Waktu yang dipilih  atau dipergunakan  dapat mendukung dan menciptakan suasan yang menyenangkan, sehingga orang dapat bersikap rilek.
d)      Pelaku /aktor atau pihak yang melakukan lobbying dapat beragam dan siapa saja yakni pihak yang bekepentingan yang terkait pada obyek lobby.
e)      Bila dibutuhkan dapat melibatkan pihak ketiga untuk perantara
f)       Arah  pendekatan dapat bersifat satu arah pihak yang melobi harus aktif mendekati pihak  yang dilobby. Pelobi diharapkan tidak bersikap pasif atau menunggu pihak lain sehingga terkesan kurang perhatian.

Cara-cara Melobby
1.      Tidak langsung :
 Lobby bisa dilakukan dengan cara tidak langsung  hal ini mengandung pengertian  tidak harus satu pihak atau satu orang yang berkepentingan menghubungi mendekati sendiri pihak lain yang mau dilobby.
Pendekatan itu bisa dilakukan dengan perantaraan pihak lain (terutama yang dianggap punya akses atau mempunyai hubungan yang dekat dengan pihak yang dilobby).
Dalam hal seperti ini maka satu hal yang sangat penting diperhatikan oleh pihak yang melobby adalah kepercayaan atau kredibilitas pihak ketiga yang dijadikan perantara atau penghubung tersebut.
Kendala lain jangan sampai gara-gara lobbying yang dilakukan dengan menggunakan jasa pihak lain (pihak ketiga) justru merusak hubungan yang sudah ada,  karena kesalahan atau ulah pihak ketiga tersebut .
Kendala lain dalam menggunakan cara tidak langsung adalah pihak ketiga atau perantara tersebut tidak selalu menguasai atau mengerti permasalahan atau obyek yang jadi sasaran. Disamping itu apabila obyek yang jadi sasaran bersifat rahasia maka akan membuka kemungkinan bagi kebocoran terhadap rahasia tersebut.
2. Langsung
Berbeda cara ini pihak yang berkepentingan harus bisa bertemu atau berkomunikasi secara langsung dengan pihak yang dilobby dengan kata lain pihak-pihak yang terlibat bertemu atau berkomunikasi secara langsung tidak menggunakan perantara atau pihak ketiga cara langsung ini jelas lebih baik dari pada cara tidak langsung tetapi kendalanya adalah bahwa :
a)      Pihak pihak yang terlibat tidak selalu saling mengenal
b)      Tidak semua orang mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan baik.
c)      Kesan terhadap pribadi tidak selalu sama dengan kesan terhadap lembaga. Jelasnya seseorang mungkin saja kurang suka atau kurang menghormati orang tertentu tetapi terhadap lembaga yang dipimpinnya dia tidak ada masalah dalam hal seperti ini tentu akan lebih baik apabila yang melakukan lobby adalah orang lain atau staf pada lembaga tersebut.
3. Terbuka
Yang dimaksud dengan cara terbuka adalah lobbying yang dilakukan tanpa ketakutan untuk diketahui orang lain, Lobby yang dilakukan secara terbuka memang tidak harus berarti dengan sengaja diekspose atau diberitahukan kepada khalayak,  tetapi kalaupun diketahui masyarakat bukan merupakan masalah.
Lobbying dengan cara terbuka ini biasanya dilakukan oleh dan diantara kelompok misalnya pendekatan yang dilakukan oleh partai politik tertentu pada salah satu Organisasi Massa atau sebaliknya, dan antara suatu Ormas pada Ormas yang lain.
4. Tertutup
Yang dimaksud lobbying tertutup adalah apabila lobbying dilakukan secara diam-diam agar tidak diketahui oleh pihak lain apalagi masyarakat.
Lobbying dengan cara ini biasanya bersifat perorangan yaitu yang dilakukan secara pribadi atau oleh seseorang pada orang tertentu Lobbying cara ini dilakukan karena apabila sampai diketahui oleh pihak lain maka bisa berakibat negatif atau merugikan pihak yang melakukan lobby tersebut maupun pihak yang dilobby.




Cara Lobbying :
Agar lobbying yang kita lakukan berhasil dengan baik atau sekurang-kurangnya tidak menimbulkan penolakan yang mungkin keras atau sikap antipati maka perlu kiranya diperhatikan beberapa petunjuk teknis sebagai berikut:
ü  Perlu mengenal/mengindentifikasi target lobby dengan baik.
ü  Perfomance /Penampilan diri yang baik.
ü  Memperhatikan situasi dan kondisi.
ü  Mengemas pesan.
ü  Jangan takut gagal

Langkah-Langkah Persiapan melakukan Lobbying:
1.      Menguasai masalah yang dibicarakan
2.      Mulai berbicara bila situasi telah memungkinkan
3.      Mengarahkan dengan tepat agar dapat memancing perhatian.
4.      Cara berbicara harus jelas dan jangan terlalu cepat, mengatur volume suara dan mempersiapkan kata –kata dengan baik.
5.      Memperhatikan sikap, pandangan mata,  gerak gerik yang membantu.
6.      Sopan, saling menghormati, dan menyiratkan rasa persaudaraan.

Demikian penjelasan yang dapat saya berikan. mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Saya mohon ma’af karena masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.    
    Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. *rizqyputra8*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar