Gambaran
Kehidupan yang baik di dalam lingkungan Keluarga, Masyarakat, Kampus, dan
Negara
Pola Pelaksanaan Pedoman Pengamalan
Pancasila
Pola
pelaksanaan pedoman pelaksanaan pengamalan pancasila dilakukan agar Pancasila
sungguh-sungguh dihayati dan diamalkan oleh segenap warga negara, baik dalam
kehidupan orang seorang maupun dalam kehidupan kemasyarakatan. Oleh sebab itu,
diharapkan lebih terarah usaha-usaha pembinaan manusia Indonesia agar menjadi
insan Pancasila dan pembangunan bangsa untuk mewujudkan masyarakat Pancasila.
Dari
pernyataan diatas saya akan menggambarkan bahwa pancasila dapat memberikan
kehidupan yang baik di dalam keluarga, dalam masyarakat, dan dalam negara.
Dalam
Kehidupan Keluarga :
Dalam kehidupan keluarga pastilah diinginkan kehidupan yang harmonis, dimana Secara terminologi Keharmonisan berasal dari kata harmonis yang berti serasi, selaras. Titik berat dari Keharmonisan adalah kedaan selaras atau serasi, keharmonisan bertujuan untuk mencapai keselarasan dan keserasian, dalam kehidupan rumah tangga perlu menjaga kedua hal tersebut untuk mencapai keharmonisan rumah tangga.
Dimana
Keluarga yang harmonis dan berkualitas yaitu keluarga yang rukun berbahagia,
tertib, disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam
kebajikan, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling
menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai
ilmu pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan mampu
memenuhi dasar-dasar keluarga.
Selain
itu kehidupan di dalam keluarga yang harmonis, menurut psikologi tujuan
keluarga yang harmonis  dibagi menjadi
dua hal :
1.     
Tercapainya keinginan-keinginan, cita-cita dan
harapan-harapan dari semua anggota keluarga. 
2.     
Sesedikit mungkin terjadi konflik dalam pribadi
masing-masing maupun antar pribadi
Faktor Yang Mempengaruhi Keharmonisan Rumah
Tangga atau Keluarga
Keluarga
yang sejahtera / harmonis merupakan tujuan penting, maka untuk menciptakannya
perlu diperhatian faktor berikut :
1.     
Perhatian. Yaitu
menaruh hati pada seluruh anggota keluarga sebagai dasar utama hubungan baik
antar anggota keluarga. Baik pada perkembangan keluarga dengan memperhatikan
peristiwa dalam keluarga, dan mencari sebab akibat permasalahan, juga terhadap
perubahan pada setiap anggotanya.
2.     
Pengetahuan.
Perlunya menambah pengetahuan tanpa henti-hentinya untuk memperluas wawasan
sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan keluarga. Sangat perlu untuk
mengetahui anggota keluarganya, yaitu setiap perubahan dalam keluarga, dan
perubahan dalam anggota keluargannya, agar kejadian yang kurang dinginkan kelak
dapat diantisipasi.
3.     
Pengenalan
terhadap semua anggota keluarga. Hal ini berarti pengenalan
terhadap diri sendiri dan Pengenalan diri sendiri yang baik penting untuk
memupuk pengertian-pengertian.
4.     
Bila
pengenalan diri sendiri telah tercapai maka akan lebih mudah menyoroti semua
kejadian dan peristiwa yang terjadi dalam keluarga.
Masalah akan lebih mudah diatasi, karena banyaknya latar belakang lebih cepat
terungkap dan teratasi, pengertian yang berkembang akibat pengetahuan tadi akan
mengurangi kemelut dalam keluarga.
5.     
Sikap
menerima. Langkah lanjutan dari sikap pengertian adalah sikap
menerima, yang berarti dengan segala kelemahan, kekurangan, dan kelebihannya,
ia seharusnya tetap mendapatkan tempat dalam keluarga. Sikap ini akan
menghasilakan suasana positif dan berkembangnya kehangatan yang melandasi
tumbuh suburnya potensi dan minat dari anggota kleuarga.
6.     
Peningkatan
usaha. Setelah menerima keluarga apa adanya maka perlu
meningkatkan usaha. Yaitu dengan mengembangkan setiap dari aspek keluarganya
secara optimal, hal ini disesuaikan dengan setiap kemampuan masing-masing,
tujuannya yaitu agar tercipta perubahan-perubahan dan menghilangkn keadaan
kebosanan dan kestatisan.
7.     
Penyesuaian, harus
selalu mengikuti setiap perubahan baik dari pihak orang tua maupun anak.
Kunci
utama keharmonisan kelauarga sebenarnya terletak pada kesepahaman hidup antara
anggota keluarga. Karena kecilnya kesepahaman dan usaha untuk saling memahami
ini akan membuat keluarga menjadi rapuh. Makin banyak perbedaan antara kedua
belah pihak maka makin besar tuntutan pengorbanan dari kedua belah pihak. Jika
salah satunya tidak mau berkorban maka pihak satunya harus banyak berkorban.
Jika pengorbanan tersebut telah malampaui batas atau kerelaannya maka keluarga
tersebut terancam. Maka pahamilah keadaan anggota keluarga, baik kelebihan
maupun kekurangan yang kecil hingga yang terbesar untuk mengerti sebagai
landasan dalam menjalani kehidupan berkeluarga. Rencana kehidupan yang
dilakukan seluruh anggota keluarga merupakan faktor yang sangat berpengaruh
karena dengan perencanaan ini keluarga bisa mengantisipasi hal yang akan datang
dan terjadi saling membantu untuk misi keluarga. 
Keluarga
akan mencapai taraf keharmonisan apabila tidak hanya didasarkan pada faktor
biologis semata, namun aspek kasih sayang (afeksional) harus berlaku didalamnya
sebagai pilar utama stabilitas suatu keluarga. Matriks organisasi keluarga
(bio-psiko-sosial-spiritual) haruslah di seimbangkan dengan menjaga tali
pengikat didalamnya yaitu tali keharmonisan yang berdasarkan afeksional.
Dalam Kehidupan Masyarakat :
Di
dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki
keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu
kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini
menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia
selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga
masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan
interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti
positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari
nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh
interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak
pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan
yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
Berinteraksi
dengan masyarakat dan lingkungan sekitar memang merupakan sebuah keadaan yang
pasti dihadapi oleh manusia. Jika dipandang dari satu sisi, hidup berbaur
dengan masyarakat bisa kita jadikan sebuah sekolah bagi diri kita. Karena di
lingkungan itu kita belajar bagaimana cara menghargai orang lain, bagaimana
cara berbicara pada orang lain, dsb. Tidak bisa dipungkiri saat kita berbaur
dengan mereka kita menghadapi orang dengan berbagai macam sifat yang dimiliki,
maka perlu untuk kita menyesuaikan hal tersebut.
Adapun
cara untuk dapat hidup tenang di masyarakat cukup dengan menonjolkan sikap
adaptif yang kita miliki, berhati - hati dalam berkata - kata di lingkungan
yang baru juga salah satu caranya. Jangan mengomentari permasalahan yang kita
belum tahu duduk permasalahannya. Lebih baik kita diam jika kita tidak tahu
menahu permasalahan yang ada, karena akan memicu kesalahpahaman. Bertingkah
laku sewajarnya, menjaga norma - norma yang sudah terbentuk di masyarakat,
tidak mencampuri urusan orang lain,dsb.
Jika
suatu saat kita berada pada situasi yang buruk, dalam arti kita tidak nyaman
dengan seseorang yang ada di lingkungan masyarakat, maka kita boleh menegurnya
dengan bahasa sebaik mungkin. Jangan sampai melukai hatinya, karena biar
bagaimanapun juga kita perlu menyalurkan apa yang mengganjal dalam diri kita.
Perbanyaklah
aktif dalam kegiatan yang dibuat oleh lingkungan tempat tinggal kita, dengan
demikian kita dapat mempererat hubungan silaturahmi dengan tetangga sekeliling,
jangan malu untuk bergaul asalkan tetap pada jalur yang positif dan tidak
melanggar aturan yang ada.
Dalam Kehidupan Kampus :
Kehidupan
sebagai mahasiswa menawarkan kesempatan untuk mempelajari informasi dan
keterampilan baru, bertemu orang-orang hebat dan menemukan minat baru. Karena
pada dasarnya ketika kuliah, mahasiswa dituntut untuk bekerja secara mandiri.
Berbeda dengan masa – masa ketika SMA dimana segala sesuatunya masih diatur
oleh guru/wali. Dan gambaran kehidupan yang baik di dalam kampus itu sendiri,
selain kita harus selalu mengikuti kegiatan perkuliahan secara rutin setiap
hari, kita juga harus mampu mengembangkan softskill dengan bersosialisasi dan
mengembangkan bakat dan minat yang kita miliki. Caranya antara lain :
1.     
Bergabung dengan perhimpunan, klub dan
organisasi mahasiswa
2.     
Mengunjungi galeri seni atau perpustakaan kampus
3.     
Bertemu dengan teman atau mendapatkan teman baru
di kafe / kantin universitas
4.     
Bergabung dengan klub olahraga
Untuk mengembangkan minat dan bakat  diperlukan beberapa faktor berikut:
1.    Stimulasi: 
Stimulan yang utama adalah kesadaran akan potensi diri, belajar dan
terus belajar, konsentrasi dan fokus dengan kemampuan dan kelebihan kita. Jadi
pesan saya,  kita jangan melihat kepada
kelemahan, karena itu akan membuang waktu kita saja, sehingga bakat pun akan
menjadi laten dan minat menjadi “melempem”.
2.    Berusahalah untuk kreatif dengan mencari
inspirasi dari mana saja dan siapa saja, Kreatifitas akan menuntun jalan kita
menuju pengenalan dan pemahaman bakat, Menumbuh kembangkan minat, sehingga kita
bisa mengembangkannya agar bermanfaat bagi hidup kita.
3.    Peliharalah kejujuran dan ketulusan: Kita
harus jujur mengakui bakat yang kita miliki sekalipun tidak begitu kita minati.
Bakat alami akan tetap ada, bisa dikembangkan dan dimanfaatkan dengan
meningkatkan kualitas minat, Misalnya: Kita semua bisa menulis tetapi yang
berbakat bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik dari pada yang kurang
berbakat dibidang tulisan.
Dalam Kehidupan Bernegara :
Dalam
kehidupan yang baik dalam bernegara, selain menjadi masyarakat demokratis
dengan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat/pemerintahnya (social
support), melakukan kontrol terhadap pemerintah (social control), dan meminta
pertanggung jawaban pemerintah terhadap rakyat (social responsibility). Sebagai
mahasiswa kita juga harus memiliki kesadaran bela negara. Kesadaran bela negara
adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara kita dari ancaman yang
dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta
tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan
nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai
kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban
dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara
merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai
bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa
dan bernegara antara lain:
1.      Cinta Tanah Air
Negeri
yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela
negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada
tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui
sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga
lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita.
2.      Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran
berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan
kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup
bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di
tingkat nasional maupun internasional.
3.       Pancasila
Ideologi
kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa, pancasila
bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu
keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis,
dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap
ancaman, tantangan, dan hambatan.
4.      Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
Dalam
wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan negara.
Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan Seagames. Para atlet
bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui
bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki
pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan
waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet
yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
5.      Memiliki Kemampuan Bela Negara
Kemampuan
bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan,
ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing.
Kesadaran bela negara dapat
diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti
menjadi bagian dari siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita
ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam, menjaga
kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya
narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah
perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering
sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta
produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari
luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang
berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional.*@rizqyputra8*
tugas opo iki??
BalasHapus