Selasa, 19 November 2013

Gambaran Kehidupan yang baik di dalam lingkungan Keluarga, Masyarakat, Universitas, dan Negara



Gambaran Kehidupan yang baik di dalam lingkungan Keluarga, Masyarakat, Kampus, dan Negara

Pola Pelaksanaan Pedoman Pengamalan Pancasila
Pola pelaksanaan pedoman pelaksanaan pengamalan pancasila dilakukan agar Pancasila sungguh-sungguh dihayati dan diamalkan oleh segenap warga negara, baik dalam kehidupan orang seorang maupun dalam kehidupan kemasyarakatan. Oleh sebab itu, diharapkan lebih terarah usaha-usaha pembinaan manusia Indonesia agar menjadi insan Pancasila dan pembangunan bangsa untuk mewujudkan masyarakat Pancasila.
Dari pernyataan diatas saya akan menggambarkan bahwa pancasila dapat memberikan kehidupan yang baik di dalam keluarga, dalam masyarakat, dan dalam negara.

Dalam Kehidupan Keluarga :

Dalam kehidupan keluarga pastilah diinginkan kehidupan yang harmonis, dimana Secara terminologi Keharmonisan berasal dari kata harmonis yang berti serasi, selaras. Titik berat dari Keharmonisan adalah kedaan selaras atau serasi, keharmonisan bertujuan untuk mencapai keselarasan dan keserasian, dalam kehidupan rumah tangga perlu menjaga kedua hal tersebut untuk mencapai keharmonisan rumah tangga.
Dimana Keluarga yang harmonis dan berkualitas yaitu keluarga yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan mampu memenuhi dasar-dasar keluarga.
Selain itu kehidupan di dalam keluarga yang harmonis, menurut psikologi tujuan keluarga yang harmonis  dibagi menjadi dua hal :
1.      Tercapainya keinginan-keinginan, cita-cita dan harapan-harapan dari semua anggota keluarga.
2.      Sesedikit mungkin terjadi konflik dalam pribadi masing-masing maupun antar pribadi

Faktor Yang Mempengaruhi Keharmonisan Rumah Tangga atau Keluarga
Keluarga yang sejahtera / harmonis merupakan tujuan penting, maka untuk menciptakannya perlu diperhatian faktor berikut :
1.      Perhatian. Yaitu menaruh hati pada seluruh anggota keluarga sebagai dasar utama hubungan baik antar anggota keluarga. Baik pada perkembangan keluarga dengan memperhatikan peristiwa dalam keluarga, dan mencari sebab akibat permasalahan, juga terhadap perubahan pada setiap anggotanya.
2.      Pengetahuan. Perlunya menambah pengetahuan tanpa henti-hentinya untuk memperluas wawasan sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan keluarga. Sangat perlu untuk mengetahui anggota keluarganya, yaitu setiap perubahan dalam keluarga, dan perubahan dalam anggota keluargannya, agar kejadian yang kurang dinginkan kelak dapat diantisipasi.
3.      Pengenalan terhadap semua anggota keluarga. Hal ini berarti pengenalan terhadap diri sendiri dan Pengenalan diri sendiri yang baik penting untuk memupuk pengertian-pengertian.
4.      Bila pengenalan diri sendiri telah tercapai maka akan lebih mudah menyoroti semua kejadian dan peristiwa yang terjadi dalam keluarga. Masalah akan lebih mudah diatasi, karena banyaknya latar belakang lebih cepat terungkap dan teratasi, pengertian yang berkembang akibat pengetahuan tadi akan mengurangi kemelut dalam keluarga.
5.      Sikap menerima. Langkah lanjutan dari sikap pengertian adalah sikap menerima, yang berarti dengan segala kelemahan, kekurangan, dan kelebihannya, ia seharusnya tetap mendapatkan tempat dalam keluarga. Sikap ini akan menghasilakan suasana positif dan berkembangnya kehangatan yang melandasi tumbuh suburnya potensi dan minat dari anggota kleuarga.
6.      Peningkatan usaha. Setelah menerima keluarga apa adanya maka perlu meningkatkan usaha. Yaitu dengan mengembangkan setiap dari aspek keluarganya secara optimal, hal ini disesuaikan dengan setiap kemampuan masing-masing, tujuannya yaitu agar tercipta perubahan-perubahan dan menghilangkn keadaan kebosanan dan kestatisan.
7.      Penyesuaian, harus selalu mengikuti setiap perubahan baik dari pihak orang tua maupun anak.
Kunci utama keharmonisan kelauarga sebenarnya terletak pada kesepahaman hidup antara anggota keluarga. Karena kecilnya kesepahaman dan usaha untuk saling memahami ini akan membuat keluarga menjadi rapuh. Makin banyak perbedaan antara kedua belah pihak maka makin besar tuntutan pengorbanan dari kedua belah pihak. Jika salah satunya tidak mau berkorban maka pihak satunya harus banyak berkorban. Jika pengorbanan tersebut telah malampaui batas atau kerelaannya maka keluarga tersebut terancam. Maka pahamilah keadaan anggota keluarga, baik kelebihan maupun kekurangan yang kecil hingga yang terbesar untuk mengerti sebagai landasan dalam menjalani kehidupan berkeluarga. Rencana kehidupan yang dilakukan seluruh anggota keluarga merupakan faktor yang sangat berpengaruh karena dengan perencanaan ini keluarga bisa mengantisipasi hal yang akan datang dan terjadi saling membantu untuk misi keluarga.
Keluarga akan mencapai taraf keharmonisan apabila tidak hanya didasarkan pada faktor biologis semata, namun aspek kasih sayang (afeksional) harus berlaku didalamnya sebagai pilar utama stabilitas suatu keluarga. Matriks organisasi keluarga (bio-psiko-sosial-spiritual) haruslah di seimbangkan dengan menjaga tali pengikat didalamnya yaitu tali keharmonisan yang berdasarkan afeksional.

Dalam Kehidupan Masyarakat :
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar memang merupakan sebuah keadaan yang pasti dihadapi oleh manusia. Jika dipandang dari satu sisi, hidup berbaur dengan masyarakat bisa kita jadikan sebuah sekolah bagi diri kita. Karena di lingkungan itu kita belajar bagaimana cara menghargai orang lain, bagaimana cara berbicara pada orang lain, dsb. Tidak bisa dipungkiri saat kita berbaur dengan mereka kita menghadapi orang dengan berbagai macam sifat yang dimiliki, maka perlu untuk kita menyesuaikan hal tersebut.
Adapun cara untuk dapat hidup tenang di masyarakat cukup dengan menonjolkan sikap adaptif yang kita miliki, berhati - hati dalam berkata - kata di lingkungan yang baru juga salah satu caranya. Jangan mengomentari permasalahan yang kita belum tahu duduk permasalahannya. Lebih baik kita diam jika kita tidak tahu menahu permasalahan yang ada, karena akan memicu kesalahpahaman. Bertingkah laku sewajarnya, menjaga norma - norma yang sudah terbentuk di masyarakat, tidak mencampuri urusan orang lain,dsb.
Jika suatu saat kita berada pada situasi yang buruk, dalam arti kita tidak nyaman dengan seseorang yang ada di lingkungan masyarakat, maka kita boleh menegurnya dengan bahasa sebaik mungkin. Jangan sampai melukai hatinya, karena biar bagaimanapun juga kita perlu menyalurkan apa yang mengganjal dalam diri kita.
Perbanyaklah aktif dalam kegiatan yang dibuat oleh lingkungan tempat tinggal kita, dengan demikian kita dapat mempererat hubungan silaturahmi dengan tetangga sekeliling, jangan malu untuk bergaul asalkan tetap pada jalur yang positif dan tidak melanggar aturan yang ada.

Dalam Kehidupan Kampus :
Kehidupan sebagai mahasiswa menawarkan kesempatan untuk mempelajari informasi dan keterampilan baru, bertemu orang-orang hebat dan menemukan minat baru. Karena pada dasarnya ketika kuliah, mahasiswa dituntut untuk bekerja secara mandiri. Berbeda dengan masa – masa ketika SMA dimana segala sesuatunya masih diatur oleh guru/wali. Dan gambaran kehidupan yang baik di dalam kampus itu sendiri, selain kita harus selalu mengikuti kegiatan perkuliahan secara rutin setiap hari, kita juga harus mampu mengembangkan softskill dengan bersosialisasi dan mengembangkan bakat dan minat yang kita miliki. Caranya antara lain :
1.      Bergabung dengan perhimpunan, klub dan organisasi mahasiswa
2.      Mengunjungi galeri seni atau perpustakaan kampus
3.      Bertemu dengan teman atau mendapatkan teman baru di kafe / kantin universitas
4.      Bergabung dengan klub olahraga

Untuk mengembangkan minat dan bakat  diperlukan beberapa faktor berikut:
1.    Stimulasi:  Stimulan yang utama adalah kesadaran akan potensi diri, belajar dan terus belajar, konsentrasi dan fokus dengan kemampuan dan kelebihan kita. Jadi pesan saya,  kita jangan melihat kepada kelemahan, karena itu akan membuang waktu kita saja, sehingga bakat pun akan menjadi laten dan minat menjadi “melempem”.
2.    Berusahalah untuk kreatif dengan mencari inspirasi dari mana saja dan siapa saja, Kreatifitas akan menuntun jalan kita menuju pengenalan dan pemahaman bakat, Menumbuh kembangkan minat, sehingga kita bisa mengembangkannya agar bermanfaat bagi hidup kita.
3.    Peliharalah kejujuran dan ketulusan: Kita harus jujur mengakui bakat yang kita miliki sekalipun tidak begitu kita minati. Bakat alami akan tetap ada, bisa dikembangkan dan dimanfaatkan dengan meningkatkan kualitas minat, Misalnya: Kita semua bisa menulis tetapi yang berbakat bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik dari pada yang kurang berbakat dibidang tulisan.

Dalam Kehidupan Bernegara :
Dalam kehidupan yang baik dalam bernegara, selain menjadi masyarakat demokratis dengan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat/pemerintahnya (social support), melakukan kontrol terhadap pemerintah (social control), dan meminta pertanggung jawaban pemerintah terhadap rakyat (social responsibility). Sebagai mahasiswa kita juga harus memiliki kesadaran bela negara. Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.

Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:

1.      Cinta Tanah Air
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita.

2.      Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.

3.       Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.

4.      Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan Seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.

5.      Memiliki Kemampuan Bela Negara
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam, menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional.
*@rizqyputra8*

1 komentar: