Selasa, 19 November 2013

Gambaran Kehidupan yang baik di dalam lingkungan Keluarga, Masyarakat, Universitas, dan Negara



Gambaran Kehidupan yang baik di dalam lingkungan Keluarga, Masyarakat, Kampus, dan Negara

Pola Pelaksanaan Pedoman Pengamalan Pancasila
Pola pelaksanaan pedoman pelaksanaan pengamalan pancasila dilakukan agar Pancasila sungguh-sungguh dihayati dan diamalkan oleh segenap warga negara, baik dalam kehidupan orang seorang maupun dalam kehidupan kemasyarakatan. Oleh sebab itu, diharapkan lebih terarah usaha-usaha pembinaan manusia Indonesia agar menjadi insan Pancasila dan pembangunan bangsa untuk mewujudkan masyarakat Pancasila.
Dari pernyataan diatas saya akan menggambarkan bahwa pancasila dapat memberikan kehidupan yang baik di dalam keluarga, dalam masyarakat, dan dalam negara.

Dalam Kehidupan Keluarga :

Dalam kehidupan keluarga pastilah diinginkan kehidupan yang harmonis, dimana Secara terminologi Keharmonisan berasal dari kata harmonis yang berti serasi, selaras. Titik berat dari Keharmonisan adalah kedaan selaras atau serasi, keharmonisan bertujuan untuk mencapai keselarasan dan keserasian, dalam kehidupan rumah tangga perlu menjaga kedua hal tersebut untuk mencapai keharmonisan rumah tangga.
Dimana Keluarga yang harmonis dan berkualitas yaitu keluarga yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan mampu memenuhi dasar-dasar keluarga.
Selain itu kehidupan di dalam keluarga yang harmonis, menurut psikologi tujuan keluarga yang harmonis  dibagi menjadi dua hal :
1.      Tercapainya keinginan-keinginan, cita-cita dan harapan-harapan dari semua anggota keluarga.
2.      Sesedikit mungkin terjadi konflik dalam pribadi masing-masing maupun antar pribadi

Faktor Yang Mempengaruhi Keharmonisan Rumah Tangga atau Keluarga
Keluarga yang sejahtera / harmonis merupakan tujuan penting, maka untuk menciptakannya perlu diperhatian faktor berikut :
1.      Perhatian. Yaitu menaruh hati pada seluruh anggota keluarga sebagai dasar utama hubungan baik antar anggota keluarga. Baik pada perkembangan keluarga dengan memperhatikan peristiwa dalam keluarga, dan mencari sebab akibat permasalahan, juga terhadap perubahan pada setiap anggotanya.
2.      Pengetahuan. Perlunya menambah pengetahuan tanpa henti-hentinya untuk memperluas wawasan sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan keluarga. Sangat perlu untuk mengetahui anggota keluarganya, yaitu setiap perubahan dalam keluarga, dan perubahan dalam anggota keluargannya, agar kejadian yang kurang dinginkan kelak dapat diantisipasi.
3.      Pengenalan terhadap semua anggota keluarga. Hal ini berarti pengenalan terhadap diri sendiri dan Pengenalan diri sendiri yang baik penting untuk memupuk pengertian-pengertian.
4.      Bila pengenalan diri sendiri telah tercapai maka akan lebih mudah menyoroti semua kejadian dan peristiwa yang terjadi dalam keluarga. Masalah akan lebih mudah diatasi, karena banyaknya latar belakang lebih cepat terungkap dan teratasi, pengertian yang berkembang akibat pengetahuan tadi akan mengurangi kemelut dalam keluarga.
5.      Sikap menerima. Langkah lanjutan dari sikap pengertian adalah sikap menerima, yang berarti dengan segala kelemahan, kekurangan, dan kelebihannya, ia seharusnya tetap mendapatkan tempat dalam keluarga. Sikap ini akan menghasilakan suasana positif dan berkembangnya kehangatan yang melandasi tumbuh suburnya potensi dan minat dari anggota kleuarga.
6.      Peningkatan usaha. Setelah menerima keluarga apa adanya maka perlu meningkatkan usaha. Yaitu dengan mengembangkan setiap dari aspek keluarganya secara optimal, hal ini disesuaikan dengan setiap kemampuan masing-masing, tujuannya yaitu agar tercipta perubahan-perubahan dan menghilangkn keadaan kebosanan dan kestatisan.
7.      Penyesuaian, harus selalu mengikuti setiap perubahan baik dari pihak orang tua maupun anak.
Kunci utama keharmonisan kelauarga sebenarnya terletak pada kesepahaman hidup antara anggota keluarga. Karena kecilnya kesepahaman dan usaha untuk saling memahami ini akan membuat keluarga menjadi rapuh. Makin banyak perbedaan antara kedua belah pihak maka makin besar tuntutan pengorbanan dari kedua belah pihak. Jika salah satunya tidak mau berkorban maka pihak satunya harus banyak berkorban. Jika pengorbanan tersebut telah malampaui batas atau kerelaannya maka keluarga tersebut terancam. Maka pahamilah keadaan anggota keluarga, baik kelebihan maupun kekurangan yang kecil hingga yang terbesar untuk mengerti sebagai landasan dalam menjalani kehidupan berkeluarga. Rencana kehidupan yang dilakukan seluruh anggota keluarga merupakan faktor yang sangat berpengaruh karena dengan perencanaan ini keluarga bisa mengantisipasi hal yang akan datang dan terjadi saling membantu untuk misi keluarga.
Keluarga akan mencapai taraf keharmonisan apabila tidak hanya didasarkan pada faktor biologis semata, namun aspek kasih sayang (afeksional) harus berlaku didalamnya sebagai pilar utama stabilitas suatu keluarga. Matriks organisasi keluarga (bio-psiko-sosial-spiritual) haruslah di seimbangkan dengan menjaga tali pengikat didalamnya yaitu tali keharmonisan yang berdasarkan afeksional.

Dalam Kehidupan Masyarakat :
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar memang merupakan sebuah keadaan yang pasti dihadapi oleh manusia. Jika dipandang dari satu sisi, hidup berbaur dengan masyarakat bisa kita jadikan sebuah sekolah bagi diri kita. Karena di lingkungan itu kita belajar bagaimana cara menghargai orang lain, bagaimana cara berbicara pada orang lain, dsb. Tidak bisa dipungkiri saat kita berbaur dengan mereka kita menghadapi orang dengan berbagai macam sifat yang dimiliki, maka perlu untuk kita menyesuaikan hal tersebut.
Adapun cara untuk dapat hidup tenang di masyarakat cukup dengan menonjolkan sikap adaptif yang kita miliki, berhati - hati dalam berkata - kata di lingkungan yang baru juga salah satu caranya. Jangan mengomentari permasalahan yang kita belum tahu duduk permasalahannya. Lebih baik kita diam jika kita tidak tahu menahu permasalahan yang ada, karena akan memicu kesalahpahaman. Bertingkah laku sewajarnya, menjaga norma - norma yang sudah terbentuk di masyarakat, tidak mencampuri urusan orang lain,dsb.
Jika suatu saat kita berada pada situasi yang buruk, dalam arti kita tidak nyaman dengan seseorang yang ada di lingkungan masyarakat, maka kita boleh menegurnya dengan bahasa sebaik mungkin. Jangan sampai melukai hatinya, karena biar bagaimanapun juga kita perlu menyalurkan apa yang mengganjal dalam diri kita.
Perbanyaklah aktif dalam kegiatan yang dibuat oleh lingkungan tempat tinggal kita, dengan demikian kita dapat mempererat hubungan silaturahmi dengan tetangga sekeliling, jangan malu untuk bergaul asalkan tetap pada jalur yang positif dan tidak melanggar aturan yang ada.

Dalam Kehidupan Kampus :
Kehidupan sebagai mahasiswa menawarkan kesempatan untuk mempelajari informasi dan keterampilan baru, bertemu orang-orang hebat dan menemukan minat baru. Karena pada dasarnya ketika kuliah, mahasiswa dituntut untuk bekerja secara mandiri. Berbeda dengan masa – masa ketika SMA dimana segala sesuatunya masih diatur oleh guru/wali. Dan gambaran kehidupan yang baik di dalam kampus itu sendiri, selain kita harus selalu mengikuti kegiatan perkuliahan secara rutin setiap hari, kita juga harus mampu mengembangkan softskill dengan bersosialisasi dan mengembangkan bakat dan minat yang kita miliki. Caranya antara lain :
1.      Bergabung dengan perhimpunan, klub dan organisasi mahasiswa
2.      Mengunjungi galeri seni atau perpustakaan kampus
3.      Bertemu dengan teman atau mendapatkan teman baru di kafe / kantin universitas
4.      Bergabung dengan klub olahraga

Untuk mengembangkan minat dan bakat  diperlukan beberapa faktor berikut:
1.    Stimulasi:  Stimulan yang utama adalah kesadaran akan potensi diri, belajar dan terus belajar, konsentrasi dan fokus dengan kemampuan dan kelebihan kita. Jadi pesan saya,  kita jangan melihat kepada kelemahan, karena itu akan membuang waktu kita saja, sehingga bakat pun akan menjadi laten dan minat menjadi “melempem”.
2.    Berusahalah untuk kreatif dengan mencari inspirasi dari mana saja dan siapa saja, Kreatifitas akan menuntun jalan kita menuju pengenalan dan pemahaman bakat, Menumbuh kembangkan minat, sehingga kita bisa mengembangkannya agar bermanfaat bagi hidup kita.
3.    Peliharalah kejujuran dan ketulusan: Kita harus jujur mengakui bakat yang kita miliki sekalipun tidak begitu kita minati. Bakat alami akan tetap ada, bisa dikembangkan dan dimanfaatkan dengan meningkatkan kualitas minat, Misalnya: Kita semua bisa menulis tetapi yang berbakat bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik dari pada yang kurang berbakat dibidang tulisan.

Dalam Kehidupan Bernegara :
Dalam kehidupan yang baik dalam bernegara, selain menjadi masyarakat demokratis dengan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat/pemerintahnya (social support), melakukan kontrol terhadap pemerintah (social control), dan meminta pertanggung jawaban pemerintah terhadap rakyat (social responsibility). Sebagai mahasiswa kita juga harus memiliki kesadaran bela negara. Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.

Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:

1.      Cinta Tanah Air
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita.

2.      Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.

3.       Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.

4.      Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan Seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.

5.      Memiliki Kemampuan Bela Negara
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam, menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional.
*@rizqyputra8*

LOBYING DAN NETWORKING



Memahami Lobby dan Negosiasi dalam Berorganisasi

Pengantar
Lobby atau diplomasi (dalam istilah politik) merupakan salah satu cara dalam menyelesaikan sebuah konflik. Konflik yang dimaksud disini adalah konflik dalam batasan yang luas, yaitu adanya dua hal atau lebih, baik sipatnya personal maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling berlawanan/ tidak sepaham.
Dalam dunia politik istilah “pelobian” adalah merupakan usaha individu atau kelompok dalam kerangka berpartisipasi politik, untuk menghubungi para pemimpin politik atau pejabat pemerintah dengan tujuan mempengaruhi keputusan pada suatu masalah yang dapat menguntungkan sekelompok orang.
Istilah lobbying atau “Lobi” dalam bahasa Indonesia sering dikaitkan dengan kegiatan politik dan bisnis. Perkembangan dewasa ini Lobi/melobi tampaknya tidak terbatas pada kegiatan tersebut, namun mulai dirasakan oleh manajer organisasi untuk menunjang kegiatan manajerialnya.
Kata “Melobi” terdapat dalam kamus bahasa Indonesia dengan pengertian: melakukan pendekatan secara tidak resmi/ informal. Menilik asal kata lobi yang berarti teras atau ruang depan/ruang tunggu yang terdapat di hotel-hotel, tempat dimana para tamu duduk-duduk dan bertemu dengan santai. Kemungkinan kata lobi melatar belakangi perkembangan istilah “melobi” yang terjadi karena kebiasaan para anggota parlemen di Inggris yang biasa berkumpul di lobi ruang sidang dan memanfaatkan pertemuan di ruang tersebut untuk melakukan berbagai pendekatan, diantara persidangan.

Pengertian Lobby :
Menurut Anwar (1997) definisi yang lebih luas adalah suatu upaya informal dan persuasif yang dilakukan oleh satu pihak (perorangan, kelompok, Swasta, pemerintah) yang memiliki kepentingan tertentu untuk menarik dukungan dari pihak pihak yang dianggap memiliki pengaruh atau wewenang, sehingga target yang diinginkan dapat tercapai.
Menurut Pramono (1997) lobi merupakan suatu pressure group yang mempraktekkan kiat-kiat untuk mempengaruhi orang-orang dan berupaya mendapatkan relasi yang bermanfaat.
Maschab (1997) lebih menekankan bahwa lobbying adalah segala bentuk upaya yang dilakukan oleh suatu pihak untuk menarik atau memperoleh dukungan pihak lain.
Dengan demikian ada upaya dari pihak yang berkepentingan untuk aktif melakukan pendekatan kepada pihak lain agar bisa memahami pandangan atau keinginanmya dan kemudian menerima dan mendukung apa yang diharapkan oleh pelaku lobbying.

Apa yang dimaksud dengan teknik lobby?
1.      Cara atau teknik lobby ada berbagai macam tergantung pada target yang ingin dicapai. Ada lobby dengan target menang, sehingga bisa jadi bohong atau bahkan licik, lobby dengan target win-win solution. Atau bisa juga dengan target agar tidak terlalu “memalukan” ketika akhirnya kalah.
2.      Masing-masing cara/gaya melobby tergantung pada kondisi obyektif di lapangan serta tergantung pada pihak lain yang kita lobby.

Mengapa harus dilakukan lobby?
Lobby sangat penting dalam kehidupan berorganisasi artinya dapat kita gunakan untuk mengukur tingkat kekuatan internal kita, citra yang ditangkap publik serta kredibilitas, dan akuntabilitas di hadapan pihak lain. Lobby juga diperlukan untuk “memuluskan” berbagai proses yang sedang dilakukan.

Bagaimana cara melakukan lobby?
Lobby dilakukan bisa dengan berbagai cara, tergantung pada siapa dan dalam waktu seperti apa. Lobby bisa di mulai dengan “teknik mengambil hati” sampai dengan “teknik menutup urat nadi” orang lain/ organisasi lain.

Apa keuntungan lobby?
Keuntungan lobby adalah mempercepat proses birokrasi, memperpendek waktu penyelesaian masalah serta mengurangi resiko kerugian yang akan di terima.

Mengapa kita butuh melakukan lobby?
Hal ini penting untuk memperluas pencapaian target dan tujuan kita dalam organisasi yang hendak dicapai, semakin bagus lobby yang kita lakukan, maka semakin cepat target dan tujuan bisa di raih.

Bagaimana Lobby bisa dilakukan ?
Lobby bisa kita lakukan kalau “lawan” kita kira-kira seimbang atau lebih kuat. Kalau seimbang bisa jadi sama-sama akan rugi (hancur) dan ini jelas tidak dikehendaki oleh kedua belah pihak. Sedangkan jika lawan lebih kuat maka yang di cari adalah bagaimana agar kita bisa mengurangi kekalahan atau mencari titik temu sehingga tidak jadi konflik yang berkepanjangan.

Apa yang Harus Kita Perhitungkan Saat Melobby?
Yang harus diperhitungkan oleh seorang pelobby yang baik adalah :
1)      Pelobby harus menetapkan tujuan/ target berdasarkan kekuatan yang sungguhnya;
2)      Pelobby harus dapat menilai tujuan/target berdasarkan kekuatan “lawan” dengan cermat;
3)      Pelobby harus menetapkan seberapa jauh tujuan yang berbeda itu bisa di cari titik komprominya ;
4)      Pelobby harus menggunakan sarana yang tepat untuk mencapai tujuan.

Persiapan Sebelum Melakukan Lobby :
v  Pihak pelobby harus menyiapkan orang yang punya visi part of solution, bukan orang yang jadi part of problem.
v  Pihak pelobby harus punya tujuan yang jelas, akurat dan ditopang dengan kekuatan yang memadai.
v  Pihak pelobby harus memperhitungkan kondisi obyektif dan sudut pandang lawan.
v  Pihak pelobby harus bersedia berkompromi dengan berbagai tingkatan target yang akan di raih.

Karakteristik Lobby
a)      Bersifat tidak resmi/ Informal dapat dilakukan diluar forum atau perundingan yang secara resmi disepakati.
b)      Bentuk dapat beragam dapat berupa obrolan yang dimulai dengan tegur sapa, atau dengan surat, e-mail, FB, Twiter, Bloger, BBM dll.
c)      Waktu dan tempat dapat kapan dan dimana saja sebatas dalam kondisi wajar atau suasana memungkinkan. Waktu yang dipilih  atau dipergunakan  dapat mendukung dan menciptakan suasan yang menyenangkan, sehingga orang dapat bersikap rilek.
d)      Pelaku /aktor atau pihak yang melakukan lobbying dapat beragam dan siapa saja yakni pihak yang bekepentingan yang terkait pada obyek lobby.
e)      Bila dibutuhkan dapat melibatkan pihak ketiga untuk perantara
f)       Arah  pendekatan dapat bersifat satu arah pihak yang melobi harus aktif mendekati pihak  yang dilobby. Pelobi diharapkan tidak bersikap pasif atau menunggu pihak lain sehingga terkesan kurang perhatian.

Cara-cara Melobby
1.      Tidak langsung :
 Lobby bisa dilakukan dengan cara tidak langsung  hal ini mengandung pengertian  tidak harus satu pihak atau satu orang yang berkepentingan menghubungi mendekati sendiri pihak lain yang mau dilobby.
Pendekatan itu bisa dilakukan dengan perantaraan pihak lain (terutama yang dianggap punya akses atau mempunyai hubungan yang dekat dengan pihak yang dilobby).
Dalam hal seperti ini maka satu hal yang sangat penting diperhatikan oleh pihak yang melobby adalah kepercayaan atau kredibilitas pihak ketiga yang dijadikan perantara atau penghubung tersebut.
Kendala lain jangan sampai gara-gara lobbying yang dilakukan dengan menggunakan jasa pihak lain (pihak ketiga) justru merusak hubungan yang sudah ada,  karena kesalahan atau ulah pihak ketiga tersebut .
Kendala lain dalam menggunakan cara tidak langsung adalah pihak ketiga atau perantara tersebut tidak selalu menguasai atau mengerti permasalahan atau obyek yang jadi sasaran. Disamping itu apabila obyek yang jadi sasaran bersifat rahasia maka akan membuka kemungkinan bagi kebocoran terhadap rahasia tersebut.
2. Langsung
Berbeda cara ini pihak yang berkepentingan harus bisa bertemu atau berkomunikasi secara langsung dengan pihak yang dilobby dengan kata lain pihak-pihak yang terlibat bertemu atau berkomunikasi secara langsung tidak menggunakan perantara atau pihak ketiga cara langsung ini jelas lebih baik dari pada cara tidak langsung tetapi kendalanya adalah bahwa :
a)      Pihak pihak yang terlibat tidak selalu saling mengenal
b)      Tidak semua orang mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan baik.
c)      Kesan terhadap pribadi tidak selalu sama dengan kesan terhadap lembaga. Jelasnya seseorang mungkin saja kurang suka atau kurang menghormati orang tertentu tetapi terhadap lembaga yang dipimpinnya dia tidak ada masalah dalam hal seperti ini tentu akan lebih baik apabila yang melakukan lobby adalah orang lain atau staf pada lembaga tersebut.
3. Terbuka
Yang dimaksud dengan cara terbuka adalah lobbying yang dilakukan tanpa ketakutan untuk diketahui orang lain, Lobby yang dilakukan secara terbuka memang tidak harus berarti dengan sengaja diekspose atau diberitahukan kepada khalayak,  tetapi kalaupun diketahui masyarakat bukan merupakan masalah.
Lobbying dengan cara terbuka ini biasanya dilakukan oleh dan diantara kelompok misalnya pendekatan yang dilakukan oleh partai politik tertentu pada salah satu Organisasi Massa atau sebaliknya, dan antara suatu Ormas pada Ormas yang lain.
4. Tertutup
Yang dimaksud lobbying tertutup adalah apabila lobbying dilakukan secara diam-diam agar tidak diketahui oleh pihak lain apalagi masyarakat.
Lobbying dengan cara ini biasanya bersifat perorangan yaitu yang dilakukan secara pribadi atau oleh seseorang pada orang tertentu Lobbying cara ini dilakukan karena apabila sampai diketahui oleh pihak lain maka bisa berakibat negatif atau merugikan pihak yang melakukan lobby tersebut maupun pihak yang dilobby.




Cara Lobbying :
Agar lobbying yang kita lakukan berhasil dengan baik atau sekurang-kurangnya tidak menimbulkan penolakan yang mungkin keras atau sikap antipati maka perlu kiranya diperhatikan beberapa petunjuk teknis sebagai berikut:
ü  Perlu mengenal/mengindentifikasi target lobby dengan baik.
ü  Perfomance /Penampilan diri yang baik.
ü  Memperhatikan situasi dan kondisi.
ü  Mengemas pesan.
ü  Jangan takut gagal

Langkah-Langkah Persiapan melakukan Lobbying:
1.      Menguasai masalah yang dibicarakan
2.      Mulai berbicara bila situasi telah memungkinkan
3.      Mengarahkan dengan tepat agar dapat memancing perhatian.
4.      Cara berbicara harus jelas dan jangan terlalu cepat, mengatur volume suara dan mempersiapkan kata –kata dengan baik.
5.      Memperhatikan sikap, pandangan mata,  gerak gerik yang membantu.
6.      Sopan, saling menghormati, dan menyiratkan rasa persaudaraan.

Demikian penjelasan yang dapat saya berikan. mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Saya mohon ma’af karena masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.    
    Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. *rizqyputra8*